9 Apr 2010

Atribut Mewakili Identitas




~Maraknya penjualan merchandise yang berbau band semakin menjanjikan bagi para penjual. Dimana mana orang menggunakan attribute yang berbau band favorite meraka. Tapi sayang tidak sedikit dari mereka bukan berasal dari fans dari band yang mereka pampang dalam tubuh mereka sebagai atribut keseharian mereka. Hari ini saya menemukan kejadian lucu di kampus, seorang teman menggunakan baju dari sebuah band legend. Saya terkejut dengan baju tersebut, pertama karena baju itu asli dan kedua disayangkan terkadan yang menggunakan baju tersebut tidak mengerti atau sekedar tau (sempet tau) hasil karya ataupun idialis dari band tersebut. Kejadian itu membuka pemikiran saya tentang budaya image yang sedang terjadi di sekeliling kita dan saya berfikir saya harus menuangkanya pemikiran saya ke sebuah tulisan yang mampu menampar cara berfikir orang orang yang mengaku dirinya paling faham akan sebuah apresiasi.

~Lama saya memandang kaos yang dipakai sahabat saya, saya berfikir “baju itu akan sangat keren bila yang memakainya orang yg tepat”, tetapi saya juga berfikir orang yg tepat tersebut seperti apa? Apakah mereka mereka yang dapat disebut sebagai fans? Deskripsi fans itu apa? Mungkin bagi pemikiran saya fans adalah orang orang yang menyukai , mengagumi, meng-idolakan karya dari seorang atau kelompok artis/ musisi , tetapi bukan hanya “adore” akan pribadi, kehidupan, ataupun image dari artist/musisi tersebut. Isi kepala ini mengeluarkan pertanyaan lagi, “Bolehkan mereka yang tidak mengetahui karya dari sebuah artist tersebut menggunakan karyanya hanya untuk mendongkrak image diri mereka sendiri?”

~Saya menilai semua orang ingin dihargai, disanjung, mendapatkan apresiasi dari orang2 sekitar. Banyak orang yang akan haus apresiasi, ingin selalu menonjol diantara lainya dengan menggunakan atribute yang padahal bukan karakter pribadi yang sesungguhnya. Mungkinkah mereka lebih senang menggunakan kaos band karena terlihat secara fisik di mata orang daripada mereka mempunyai original record artis/musisi tersebut. Mereka hanya ingin dilihat, ingin mempunyai karakter seperti idola yang mereka “adore-kan” kehidupan pribadinya. Sayang kejadian ini benar benar terjadi pada teman saya, bahkan banyak orang disekitar saya. Mereka hanya pengkoleksi baju/merchindise dari musisi tanpa mempunyai original record atau karya mereka. Mungkin itu salah satu pengambilan keuntungan dari kualitas kepribadian yang dibawa dari image artis yg mereka pakai. Mereka merasa dengan melakukan hal tersebut dapat mendongkrak karakter diri mereka dengan menunjukan siapa yang mereka panut selama ini. Sayangnya belum tentu memberikan feedback apresiasi kepada artis tersebut.

Jikalau saya pribadi menjadi fans dari seorang/kelompok artis saya ingin memberikan apresiasi atas apa yg telah mereka kerjakan bukan kepribadian mereka. Saya lebih senang membeli karya mereka, mengoleksi secara legal. Lebih baik membeli original record karya mereka daripada mempunyai banyak kaos dan pernak pernik mereka, tetapi saya mendengarkan/ mempunyai karya mereka secara bajakan. Semoga artis/musisi yang saya gemari menyukai cara memberikan apresiasi kepada mereka, yang mereka harapkan dari hasil karya mereka. Seperti halnya kita semua yang ingin mendapatkan apresiasi dari orang orang sekitar.

6 komentar:

Kaleidoskop Eyes mengatakan...

Kaaaak, baaaguuuus.
Wahwaaah. Ihiks. Saya jadi ingat dengan keterobsesian sama Brendon Urie nih.
:3
Mau coba ngilangin deh kak. Hehehe

Wirangga mengatakan...

hahahah ko gitu? ga salah juga.... kan itu pilihan, disini gw cm nunjukin kalo kita udah mengambil keuntungan dari mereka, mereka dapet apa dari kita? selayaknya kita yg ingin diperlakukan oleh orang lain kan...heheh

jadi ga masalah toh...itu cara orang menyikapi doang ko..hehehe

Kaleidoskop Eyes mengatakan...

Iya sih kak. Tapi bener juga kak, kata kakak.
Mending sekalian nggak usah tau tokoh musisinya, daripada nanti kita malah suka sama tokohnya bukan kualitas musiknya. Nggak objektif jadinya.
X(

Anonim mengatakan...

see, i read it. i think i know most of the dudes you intend to slap, Ga. hehehe they're our friends, right? hahaha

Anonim mengatakan...

oh yess, just adding. even though there are countless individuals who wear band t-shirts, but you can't just easily judge them as posers. maybe their way of appreciating their favorite musician is by wearing the t-shirts, just like how you collect original music. they may also have a shy way of spreading the word of "hey, the band/musician on my t-shirt is truly great, you should listen". that sounds like a noble and sweet cause of spreading music. in the end, it all goes back to people's perspective. we are all entitled of our opinions and way of appreciation. just careful on how we judge them and not assume too much about a person. cheers :)

Wirangga mengatakan...

memang menjadi kontra lbh mudah daripada pro...

yang saya bahas disini "mereka menggunakan baju untuk menaikan image mereka" padahal bs melakukan hal lain kan tanpa menumpang?

seperti anda dengan baju2 anda. sudah memberi kontribusi langsung apa ke mereka? bayarlah apa yg anda dapet. anda punya lagu, bayar lah original recordnya. anda menonton mereka, bayarlah tiketnya. baju tidak mendapatkan timbal balik lgs kemereka yg menciptakan karya. itu hanya bagian dr produsen. baju anda asli pun belom tentu bukan?

timbal balik secara langsung yg didapatkan artistnya? tak memberi apa2 secara langsung. mereka "menjual" karya dengan "modal". kita membeli untuk menghargai modal yg telah dikeluarkan.
alesan sama yg diapaki beribu2 pembajak. itu semua cm alesan seseorang untuk tidak membeli original record.

pengen dapet apresiasi? pengen tau apa yg diharapkan tidak terjadi? buatlah karya..dan saya akan melakukan apa yg anda katakan. anda akan tau rasanya... "hey hanya segitu kecil yg bisa kalian lakukan? kalian bisa lebih dari itu... kalian sudah mendapatkan apa yg saya kerjakan"

bukankah selera musik bisa menaikan kualitas anda di mata orang? dan anda sedang melakukanya untuk membuat orang sadar..

kalo kata orang yg ngeselin. "jangan kagetan" hehehe

orang akan menilai karakter kita dengan sendirinya...bukan dengan kita meneriakan siapa kita! untuk membuat orang sadar siapa kita.

shelf archive